Jumat, 27 November 2015

[Cerpen] Isyarat Brownies Cokelat

Isyarat Brownies Cokelat
Oleh: Miss Dhe
 (Menjadi Juara 2 pada Event Menulis Cerpen yang diselenggarakan Penerbit Hanami tema Trilogi Jatuh Cinta)
Air sisa hujan sore tadi masih membasahi bangku yang Varian duduki, tapi laki-laki itu tidak peduli. Dia hanya membutuhkan tempat berlari. Melihat kebersamaan Ghia dengan laki-laki selain dirinya selalu membuat dadanya ngilu, terlebih laki-laki itu adalah Gilang. Orang yang pernah mengisi hati Ghia beberapa tahun lamanya. Cemburu. Sepertinya kata yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Varian.
“Kamu kabur?” cetus Dhea dengan nada mengejek, yang dibalas dengan decakan kesal dari Varian.

Senin, 23 November 2015

[Review] Sedikit Coretan Tentang “Hanif”

Sedikit Coretan Tentang “Hanif”


Hanif (Dzikir dan Pikir). Saya tidak akan meresensi atau yang lainnya, saya hanya ingin mengungkapkan uneg-uneg yang berloncatan di kepala setelah membaca novel tersebut. Ketika membaca Hanif, yang merupakan buah karya Kak Reza Nufa tersebut membuat saya menganggukkan kepala, tersenyum setuju, tertawa geli, mengernyitkan dahi, dan atau menangis haru.

Sabtu, 07 November 2015

[Fiksimini] Hujan Seklasik Kenangan

#FiskiLaguku
Hujan Seklasik Kenangan

Derai hujan hanya numpang lewat di depan jendela. Aku menerawang langit dari balik jendela kamarku sembari menikmati alunan merdu moonlight sonata yang sayup-sayup terdengar. Sumbernya adalah laptopku yang kubiarkan menyala. Layar dekstopnya yang sengaja kuatur dengan foto beberapa tahun silam, membuatku alih-alih fokus mengerjakan tugas kuliah. Bayang-bayang masa lalu tiba-tiba menggerayangi ingatanku.
Huft, entah mengapa masa lalu selalu klop dengan hujan.
Nada-nada rendah yang terdengar di telingaku membuat dadaku serasa diremas. Ahh, mengapa harus berakhir? Kala itu, tidak ada masalah berarti. Hanya kekerasan ego masing-masing yang menjadi penyebab. Kalau saja tidak terjadi kesalahpahaman. Kalau saja masing-masing dari kami bisa berpikir dengan dewasa. Dan masih banyak ‘kalau saja’ yang lain.
Kuhembuskan napasku dengan kasar. Sudah berapa kali aku mengingatkan diri untuk tidak lagi terlarut dalam kenangan? Dia bukan lagi bagian dari nada yang menjadi harmoni hidupku. Nada indah itu sudah berlalu seperti hujan yang baru saja berhenti. Menyisakan hawa dingin yang tetap kurindukan.
(Tantangan dari Admin @KampusFiksi yang katanya cuma buat asik-asikan)